Living in The Kost


Bagi sebagian orang, terutama yang hidupnya merantau jauh dari keluarga, baik karena tuntutan kerja maupun sekolah/kuliah, hidup ngekost menjadi pilihan yang tepat. Namun, pilihan tersebut bukannya tak menuai resiko. Untung dan rugi tentu saja selalu ada. Dari beberapa orang yang saya temui, di antara mereka banyak yangmengalami kesulitan. Salah satunya adalah kurang bisa beradaptasi baik terhadap lingkungan baru maupun terhadap menu makanan. Bahkan, tak jarang hal itu menimbulkan stres tersendiri. Ini tentuya akan berdampak buruk pada kualitas kerja (bagi yang sudah bekerja) dan kuliah (bagi yang masih kuliah) kita. Kerja/kuliah menjadi terganggu karena sulit berkonsentrasi. Waduh, bisa berabe tuh!

Nah, untuk mengatasi masalah di atas, beberapa hal di bawah ini penting untuk anda baca.

1. Persiapan untuk Ngekost
Hidup ngekost bukan berarti tanpa pertimbangan. Selain yang sudah saya sebutkan di awal, tempat kerja/kuliah yang lokasinya sangat jauh dari rumah bisa menjadi salah satu pertimbangan. Misalnya, anda tinggal di Bekasi tapi tempat kerjanya di Kebun Jeruk. Atau
tempat kuliahnya di Depok tapi rumahnya di Tanjung Priuk. Dari pertimbangan tersebut, kira-kira apa saja yang perlu dipersiapkan untuk menjalani hidup “baru” ini?

- Mantapkan Niat

Sebelum anda memutuskan untuk melangkahkan kaki keluar dari rumah orang tua, ingat kembali tujuan awal anda. Jika untuk bekerja, baik anda sebagai backbone keluarga ataupun bukan, mantapkan dalam hati anda bahwa keluarnya anda dari rumah adalah
untuk sebuah amanah. Begitu pula bagi anda yang harus keluar untuk menuntut ilmu. Niatkan dalam hati bahwa keputusan anda insya Allah dalam rangka meraih keridho’an-Nya. Dan bahwa posisi anda sebagai anak masih terikat kewajiban untuk senantiasa berbakti kepada kedua orang tua anda. Oleh karena itu, segala aktivitas anda baik yang kecil maupun besar harus senantiasa atas izin orang tua.

- Siapkan Mental

Mengapa perlu mempersiapkan mental? Emang mau masuk STPDN? Eit, jangan salah, yang satu ini kudu binti wajib dipersiapkan supaya ketika anda menemukan sesuatu yang berbeda dengan yang biasa anda dapatkan, hal itu tidak membuat anda jadi down bin stress.

Contoh, lingkungan atawa cuaca yang berbeda 180 derajat dengan lingkungan atawa cuaca daerah asal kita, teman-teman bergaul, menu makanan serta budaya daerah/kota setempat. Semua itu memerlukan kesiapan mental yang kuat dari anda. Bagi anda yang tadinya tinggal di daerah pegunungan, awalnya mungkin akan merasa gerah dan kurang nyaman ketika harus tinggal di daerah yang panas. Ditambah lagi dengan tingkat polusi yang tinggi. Ini terjadi terutama di kota-kota dengan laju industrialisasi yang cukup besar, seperti Jakarta dan sekitarnya, Surabaya, dan beberapa kota lainnya. Bagi yang memiliki alergi (debu/asap), saya sarankan anda untuk mencari dokter pribadi sejak awal (ini jika kantong anda mengijinkan ;-) ). Demikian pula bagi anda yang memiliki karakter tensi yang tinggi. Macet yang berkepanjangan, bahkan telah menjadi menu wajib setiap hari khususnya di Kota Jakarta, mungkin harus menjadi perhatian khusus untuk anda.

Mental anda juga perlu disiapkan dalam menghadapi teman-teman bergaul yang berasal dari berbagai latar belakang budaya. Jika tidak hati-hati, hal itu bisa menimbulkan konflik. Padahal masalahnya hanya karena miskomunikasi. Karakter Orang Jawa cukup kontras dengan karakter Orang Sulawesi maupun Sumatera. Orang Jawa lebih terkesan kalem. Jika terjadi sesuatu, lebih sering dipendam dihati (bagi yang tidak merasa, bisa komplain disini). Sementara orang Sumatera dan Sulawesi lebih ceplas-ceplos alias straigth to the point.

Saya memiliki Bos yang berasal dari Tapanuli, Sumatera Utara. Jika berbicara, intonasi suaranya selalu tinggi layaknya orang Medan pada umumnya. Jantung saya selalu berdegup kencang setiap kali mendengar suara bos saya itu. Meskipun saya berasal dari Sulawesi-yang dikenal orang suaranya keras-keras- tetap saja saya merasa seperti sedang digertak. Jika beliau sedang benar-benar marah, suaranya bisa lebih keras lagi. Berkali-kali saya harus menarik nafas setiap kali keluar dari ruangan beliau. Salah seorang rekan kerja saya malah pernah sakit demam hanya karena sering mendengar suara keras dari Sang Bos. Padahal saat itu, beliau sedang tidak marah. Belakangan, saya diberitahu bahwa karakter suara bos saya itu memang demikian. Meski begitu, beliau sangat baik dan humoris.
Disinilah saya merasakan pentingnya persiapan mental. Jika saya tidak mempersiapkan mental sedari awal, saya barangkali akan stres menghadapi kondisi tersebut. Bahkan mungkin saya akan mengundurkan diri dari perusahaan tempat saya bekerja.

Kondisi teman-teman yang heterogen bisa anda manfaatkan dengan rajin sharing tentang pengalaman hidup mereka. Banyak hikmah yang bisa anda peroleh. Selain itu, juga bisa memupuk rasa tenggang rasa.

Persiapan mental lain yang perlu dilakukan adalah ketika anda menghadapi Homesick alias kangen kampung halaman. Nangis tidak akan menyelesaikan masalah. Justru ini bisa menimbulkan stres. Dalam kondisi seperti itu, anda jangan merasa hidup sendiri. Carilah teman sebanyak-banyaknya. Bapak dan Ibu kost bisa anda jadikan wakil orang tua. Selain itu, jangan sungkan-sungkan untuk curhat kepada teman se-kost, yang sudah kita percayai tentunya.

- Siapkan Dana

Memilih Ngekost tidak hanya bermodal dengkul, apalagi bermodal kelingking. Biaya hidup selama di perantauan ataupun selama menjadi anak kost sudah harus dipersiapkan matang-matang. Biaya transportasi, biaya makan plus biaya kost anda setiap bulannya harus dibuat anggarannya secara khusus dan detail. Jadi, nggak hanya belanja negara yang perlu dianggarkan, belanja anak kost pun juga harus demikian. Dana kesehatan juga perlu dipersiapkan untuk mengantisipasi ketika anda sakit. Terlebih jika tiba-tiba harus masuk ke Rumah sakit. Jika itu terjadi, anda tidak perlu kelimpungan pinjam sana pinjam sini. Hingga utang pun menumpuk. Dengan cara itu, anda pun tidak perlu merepotkan kedua orang tua anda.

- Siapkan Fisik

Fisik yang kuat akan menunjang aktivitas anda. Karena itu, jangan sepelekan hal yangsatu ini. Kondisi tubuh harus dijaga agar senantiasa fit. Fisik yang sehat dan kuat sangat dibutuhkan terlebih dengan adanya beban pekerjaan yang berat selama di tempat kerja maupun selama kuliah. Pada umumnya, lelah setelah bekerja seharian di kantor membuat waktu istirahat di kostan sebagian besar digunakan untuk tidur. Olahraga diabaikan dengan alasan tidak ada waktu. Padahal dengan berolahraga akan membantu melancarkan peredaran darah, otot-otot pun menjadi tidak kaku. Karena itu, sisakanlah waktu untuk berolahraga. Meskipun hanya sebentar, tapi jika dilakukan secara rutin dan terus menerus, insya Allah akan berdampak baik buat anda.

Selain itu, aturlah menu makanan anda. Meski kebanyakan anak kost jarang memasak sendiri, usahakan memilih tempat makan yang bersih dan menu makanan yang sehat. Jika bisa, hindari membeli makanan dari pedagang keliling yang tidak bisa dijamin kebersihannya. Selain itu, tetap menjaga agar makan selalu teratur.

2. Memilih Tempat Kost

kostan

Setelah segala persiapan sudah mantap, saatnya untuk hunting tempat kost. Namun, sebelum memilih tempat kost yang akan ditinggali, tips berikut mungkin bisa anda gunakan sebagai panduan.
1. Carilah informasi terlebih dahulu ke teman-teman terdekat baik teman kerja maupun teman kuliah tentang tempat kost yang bagus.
2. Carilah tempat kost sesuai dengan anggaran dan kebutuhan anda.
3. Khusus para cewek nih, pilihlah tempat kost yang khusus untuk cewek alias tidak campur antara laki-laki dan perempuan. Hal ini sangat penting agar tidak menimbulkan fitnah. Jangan lupa, memilih teman kost yang seiman itu lebih baik.
4. Pilihlah tempat kost yang lingkungannya baik dan aman. Sehingga, bila pun anda suatu saat terpaksa pulang malam, keamanan anda tetap terjamin. Bukannya malah disiulin oleh cowok-cowok Gang.
5. Pilih tempat kost yang dekat dengan kantor atau kampus. Selain bisa mengirit ongkos transportasi, anda bisa memiliki waktu istirahat yang lebih banyak.
6. Perhatikan pemilik kostnya apakah mereka adalah tipe yang peduli dan pengertian terhadap anak-anak kostnya atau tidak. Informasi ini bisa anda dapatkan dari orang-orang tertentu dan yang sudah anda kenal tentunya. Bapak-Ibu kost yang baik bisa mewakili posisi orangtua anda. Misalnya, ketika suatu saat harus menunggak pembayaran kost, pemilik kost bisa lebih empati pada anda dan lebih mengedepankan pendekatan kekeluargaan.

Sejatinya, menjadi anak kost berarti anda tidak lagi mendapat kontrol secara langsung dari orang tua. Anda tidak lagi mendapat pembatasan-pembatasan yang terlampau mengekang. Itu artinya, anak kost bebas melakukan apa saja dong? Betul. Dalam beberapa hal, anak kost bebas melakukan sendiri apapun keinginan anda. Anda bebas menentukan menu makanan sendiri, bebas memilih teman bergaul, bebas memilih aktivitas yang akan dilakukan dan bebas mengatur uang sendiri. Meskipun demikian, kebebasan tersebut jangan sampai disalahgunakan, apalagi untuk bergaul bebas. Seperti bebas masukin cowok/pacar ke dalam kamar kost. Ingat, ngekost adalah amanah dari orang tua. Oleh karena itu, jalankanlah amanah itu sebaik mungkin dan berusaha untuk tidak meremehkannya. Bergaullah dengan cara yang sehat. Pilihlah teman yang sholeh. Karena teman yang baik adalah teman yang bisa mengantarkan temannya ke surga.

Jangan lupa, orang tua anda adalah yang utama (setelah Allah dan rasulNya tentunya). Karena itu, rajin-rajinlah berkomunikasi dengan mereka baik melalui sms ataupun telepon. Jika orang tua anda tidak gaptek-gaptek amat, komunikasi bisa dilakukan melalui email atau tele-conference. Anda pun sesekali bisa mengirim foto via MMS atau email. Ini terutama jika anda jarang mudik. Sehingga bisa mengobati rasa kangen orang tua terhadap anaknya. Siapa tau saja anaknya sudah berubah wujud menjadi sosok bidadari saat di rantau orang, whehehehe….
ok, semoga informasi ini bermanfaat untuk anda. Syukur-syukur bisa


Add to Delicious Digg It!
I Like It! Tweet It!
Add to Technorati Add to Facebook!

0 komentar: